Pengarang : Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo
Jenis Kertas : cdIMPORT 60 gram
Cover : Ivory 230 grm doft
Jumlah halaman : xix + 240 halaman
Ukuran : 120 mm x 190 mm
Harga : Rp. 40.000
Bergurulah pada alam. Masyarakat adalah universitas sejati. Di dalam alam dan semua tindak-tanduk masyarakat terdapat sejumlah besar kekayaan intelektual dan pengetahuan kontekstual yang hampir tidak ada batasnya. Pemahaman kita tentang hidup, keselamatan, iman, pelayanan, dan seterusnya akan makin diperkaya kalau kita siap untuk belajar dari alam dan berguru pada masyarakat yang adalah universitas sejati.
Bukan hanya para filosof dan antropolog yang mengajarkan hal sedemikian. Yesus Kristus sendiri meminta para pengikut-Nya untuk berguru pada alam. Ia berkata: “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Perhatikanlah bunga bakung di lembah yang tumbuh tanpa bekerja dan memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu” (Mt 7:28-29).
Alam menyediakan bagi kita sejumlah referensi pengetahuan bukan hanya untuk kebutuhan pengembangan intelektual tetapi juga untuk penguatan iman dan penyerahan diri kepada pemeliharaan Tuhan. Mazmur 19 mengatakan hal itu dengan cara yang sangat memukau. “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya.” Semua ini dilakukan tanpa kata dan tanpa suara, tetapi gemanya terpencar ke seluruh dunia dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi.
Dalam buku ini misteri dan kejadian-kejadian dalam alam didiagnosis dan dibedah. Dalam proses itu menjadi nyata bahwa gejala-gejala kehidupan dalam alam yang diperagakan secara naluri oleh pisang, ayam, burung, pohon nangka, dst. mengandung pesan-pesan teologis. Suara-suara tidak memiliki arti yang otonom dan independen. Mereka merupakan resonansi atau gema dari kebenaran kekal yang Allah kerjakan di dalam Yesus Kristus. Penyataan Allah di dalam Kristus didengungkan kembali oleh realitas alam yang puspa ragam dan aneka rupa. Masing-masing kenyataan alam memperdengarkan berita keselamatan dengan cara, gaya, dan ekspresi yang unik. Itulah sebabnya judul yang dipakai untuk buku ini berbunyi: Alam Belum Berhenti Bercerita.