Judul : Bukan Berhala – Penghormatan Kepada Roh Orang Meninggal
Penulis : Dr. Alex Jebadu
Ketebalan : 422 halaman
Ukuran : 150 x 230 mm
ISBN : 979-978-9447-81-7
Harga :
Buku ini merupakan tesis penulis di Universitas Kepausan Gregoriana Roma, Italia, pada tahun 2004-2006 dengan judul asli Practical Theology of Ancestral Veneration: Propositions for Asian-African Church Ministry Today. Studi di bidang ini dapat dimasukkan ke dalam kategori studi agama-agama tradisional dengan penekanan pada hakikat kultus penghormatan kepada roh-roh orang yang meninggal atau roh-roh leluhur atau roh-roh nenek moyang.
Di dalam buku ini penulis berargumentasi bahwa, pertama, penghormatan kepada para leluhur merupakan salah satu nilai agama tradisional yang masih memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan orang-orang Asia dan Afrika hingga dewasa ini. Menurut sejumlah antropolog dan sosiolog, ia bahkan merupakan religiositas dasar dari kelima agama besar yang dianut di Indonesia – Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu dan Buddha. Kultus penghormatan kepada roh-roh orang meninggal masih dipraktikkan oleh suku-suku di Flores, Sumba, Timor, Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Jawa dan Papua, sekadar menyebut beberapa contoh. Di Indonesia kultus penghormatan kepada para leluhur dipraktikkan baik oleh masyarakat madani yang sudah menganut agama Islam, Kristen, Hindu dan Buddha, maupun oleh orang-orang terdidik. Menurut hasil studi penulis, kultus penghormatan kepada para leluhur bukan merupakan sebuah agama dalam dirinya sendiri melainkan hanya sebuah aspek dari sebuah sistem keagamaan yang kompleks. Selain itu, ia ternyata sudah dipraktikkan oleh bangsa Mesir kuno pada zaman Firaun, oleh bangsa Indo-Eropa kuno sebelum agama Kristen menyebar di Eropa pada abad pertama dan oleh bangsa-bangsa Semit – bangsa-bangsa Timur Tengah kuno – sebelum kelahiran Islam pada abad ketujuh.
Kedua, kultus penghormatan kepada para leluhur sama sekali tidak bertentangan dengan iman Kristen. Ia bukan praktik sia-sia dan bukan juga praktik berhala seperti yang diklaim oleh banyak orang. Dalam buku ini penulis berargumentasi bahwa kalau kesalehan religius ini dipelajari dengan baik dan teliti, maka ia dapat dirangkul dan dimasukkan menjadi bagian integral dari penghayatan iman Kristen dalam bingkai penghormatan kepada orang-orang kudus. Saya yakin, sebagai akibat lebih lanjut, ia akan mendongkrak pertumbuhan dan perkembangan Kerajaan Allah di Asia dan Afrika seperti yang diwartakan oleh Gereja. Dan khusus untuk orang Kristen di Flores, Timor, Sumba, Batak, Toraja, Dayak dan di tempat- tempat lain di Indonesia, yang selama ini dicap oleh sejumlah orang sebagai masyarakat yang menganut agama ganda atau dualisme agama karena mereka mempraktikkan iman Kristen dan nilai-nilai agama tradisional secara berdampingan, buku ini akan memberi sebuah pencerahan besar dan pembebasan yang memerdekakan mereka. Apa yang mereka praktikkan sama sekali bukan sebuah dualisme agama dan tidak harus disebut sebagai dualisme agama. Kultus penghormatan kepada para leluhur merupakan sebuah aspek dari praktik keagamaan yang mempunyai tempat khusus dalam iman dan kebaktian Kristen Katolik.