Skip to content
ledalero-publisher.com

ledalero-publisher.com

ledaleropublisher

  • HOME
  • BERITA BUKU
  • HUBUNGI KAMI
  • PRODUK
  • KATALOG
  • RESENSI BUKU
  • TENTANG KAMI
  • Toggle search form
  • Kekristenan dan Teologi Asia: Inkulturasi, Dialog Antaragama, Pembebasan Paripurna Agama
  • MEMBONGKAR DERITA – Teodice: Sebuah Kegelisahan Filsafat dan Teologi Filsafat
  • TEOLOGI TRINITAS DALAM KONTEKS MISTAGOGI – Pengantar Ke Dalam Misteri Allah Tritunggal Teologi
  • Alam Belum Berhenti Bercerita Gereja
  • DALAM MONCONG NEOLIBERALISME-Kritik Kenabian terhadap Penyelewengan Pembangunan dengan Sistem Ekonomi Pasar Bebas Tanpa Kendali Era Otonomi Daerah di Indonesia Ekonomi
  • MEMBUAT LANGIT TERSENYUM: Khotbah Sepanjang Tahun Gereja Pastoral
  • Terus Berubah Tetap Setia; Dasar, Pola, Konteks Misi Agama
  • Merambah Jalan Cinta Menggapai Kesempurnaan Agama

DEMOKRASI MINUS DISKURSUS

Posted on 14 Juli 201714 Juli 2017 By ledalero

Penulis                  : Silvianus M. Mongko
Penerbit                : Ledalero
Tahun Terbit        : Oktober 2016
ISBN                      : 978-602-1161-28-9
Ukuran Buku        : 140mm X 210 mm
Ketebalan Buku   : 246 halaman
Harga                    : –

“Demokrasi  Minus   Diskursus”.  Demikian   judul buku  kecil  ini.  Sebuah judul yang mungkin tidak terlalu ‘menohok’, tapi serentak mengundang diskusi. Sejak awal, saya merasa perlu mengingatkan Anda, supaya jangan terlalu ‘membuang’ waktu  untuk   membayangkan ‘kerennya’  isi  buku  ini. Syukurlah kalau Anda tidak  sampai mengerutkan dahi! Saya tak  mau  Anda akhirnya ‘menyesal’  karena setelah membaca buku ini, Anda mungkin tidak mendapatkan apa- apa sebagaimana Anda harapkan. Sebab, apa yang tersaji di sini lebih sebagai ungkapan kekecewaan, letupan emosi, umpatan, rasa sesal, sinisme, cercaan, celotehan, dan di atas segalanya ialah hembusan spirit keprihatinan penulis ketika menyaksikan bagaimana dunia, sejarah, dan peradaban kita terjungkal ke titik nadir. Mungkin Anda menganggap saya berlebihan! Tapi memang begitulah kenyataannya, jika kita ingin melihat dan mengungkapkan secara jujur panorama sosial di sekitar kita. Kita sedang berziarah pada sebuah lintasan sejarah yang kian mencemaskan!

Abad yang mencemaskan ini ditandai oleh kemiskinan dan  ‘ketersesatan’  berpikir, kelalaian untuk  memikirkan lebih serius tentang masa depan sejarah dan peradaban kita, bahkan sikap ‘malas  tahu’  terhadap ketidakadilan situasi sosial, ekonomi,  politik,  hukum,  budaya,  yang  sedang menggilas dan mengjungkirbalikkan sisi-sisi kehidupan kita. Kita sedang apatis dengan apa yang datang, atau yang sengaja diciptakan oleh perlakuan kekuasaan, yang membahayakan masa depan sejarah dan  perabadan kita sendiri. Karena kita, saya, Anda, dan institusi-institusi yang mengitari kita (sosial, politik, hukum,  agama, budaya, dan pendidikan) tidak serius memikirkan, mendiskusikan, menemukan solusi serta berkomitmen pada panggilan masing-masing, maka kita menganggap sejarah degradasi moral yang ‘mencincang’ kemanusiaan dan  peradaban bangsa sebagai pengalaman biasa  (banal).  Sikap  ‘remeh-temeh’  untuk   memikirkan masa depan sosialitas dalam ‘kerangkeng’ politik kekuasaan ini dapat dijadikan definisi sederhana dari apa yang saya maksudkan dengan “Demokrasi Minus Diskursus’.

“Demokrasi    Minus     Diskursus”    berbicara    soal ‘ketidakseriusan’ kekuasaan untuk mengurus negara, mulai dari  kebablasan basis konseptual (kesadaran epistemis), ‘kegagapan’ etika, dan ‘ketersesatan’ praksis politik. Pada titik  ini,  demokrasi ‘berkontribusi’  melahirkan paradoks dan ironi kehidupan bersama. Untuk itu, apa yang tertuang di sini lebih banyak manarasikan bagaimana para pelaku kekuasaan, atas  nama  demokrasi, justru  lebih  banyak bertindak sebagai ‘parasit’  demokrasi itu  sendiri. Mereka memanfaatkan ‘kemurahan’  demokrasi untuk  kemudian mengeruk keuntungan  bagi  diri  sendiri dan  kelompok oligarkis.

Etika, Politik

Navigasi pos

Previous Post: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
Next Post: DIPANGGIL UNTUK KEMERDEKAAN

Related Posts

  • ETIKA KRISTIANI -1 Pendasaran Teologi Moral Etika
  • PLURALISME, DEMOKRASI DAN TOLERANSI Agama
  • ETIKA KRISTIANI -2 Kewajiban Moral Dalam Hidup Keagamaan Etika
  • Menalar Keadilan Etika
  • Negara, Agama dan HAM Politik
  • DRAKULA ABAD 21 – Membongkar Kejahatan Sistem Ekonomi Pasar Bebas Tanpa Kendali Sebagai Kapitalisme Mutakhir Berhukum Rimba dan Ancamannya Terhadap Sistem Ekonomi Pancasila Ekonomi
  • Agama
  • Antropologi
  • Bahasa & Sastra
  • Biografi
  • Ekonomi
  • Etika
  • Filsafat
  • Gereja
  • Keluarga
  • Komunikasi
  • Lain-lain
  • Liturgi dan Kitab Suci
  • Pastoral
  • Pendidikan
  • Politik
  • Psikologi
  • Seni dan Budaya
  • Sosiologi
  • Spiritualitas
  • Spritualitas
  • Teologi
  • Kekristenan dan Teologi Asia: Inkulturasi, Dialog Antaragama, Pembebasan Paripurna
  • Jalan Sunyi untuk Pulang
  • Merambah Jalan Cinta Menggapai Kesempurnaan
  • Mengemas Perih Menjahit Rindu
  • Konstitusi Kongregasi Putri Reinha Rosari
  • Menjelang Senja di Santiago: Otobiografi Seorang Diplomat Biografi
  • BAHTERA TERANCAM KARAM – Lima Masalah Sosial Ekonomi dan Politik yang Meruntuhkan Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia Ekonomi
  • Bahasa Indonesia Identitas Kita Lain-lain
  • Kisah Pengembaraan Ibarruri Putri Alam – Anak sulung D.N. Aidit Biografi
  • LUKA, LAWO, NGAWU – Kekayaan Kain Tenunan dan Belis di Wilayah Lio, Flores Tengah Antropologi
  • FILSAFAT POLITIK Dalam Bentangan Diskursus Filosofis Filsafat
  • BERDIRI DI AMBANG BATAS – Pergumulan Seputar Iman dan Budaya Agama
  • Mengiringi Kematian – 73 Homili/Renungan untuk Misa dan Ibadat Kematian Agama

Copyright © 2025 ledalero-publisher.com.

Powered by PressBook News WordPress theme