Penulis : Eric Toussaint dan Damien Millet
Penterjemah : Alexander Jebadu
Ukuran : 15,5 x 23 cm
Ketebalan : 534 halaman
ISBN : 978-602-1161-69-2
Tahun Terbit : Februari 2019
Harga : –
Buku ini mengingatkan dunia termasuk Anda bahwa negara-negara industry sejak akhir Perang Dunia Kedua tahun 1945 telah secara sistemati memaksakan system ekonomi liberal kepada negara-negara yang baru merdeka dari penjajahan selama 500 tahun sejak tahun 1500 dan tanpa disadari banyak orang system ekonomi ini, yang sejak tahun 1980an disebut sistem ekonomi neoliberal, merupakan sebuah bentuk penjajahan baru yang sangat sistematis dan kejam. Menurut Toussaint dan Millet penjajahan baru ini telah dirancang melalui mekanisme jeratan utang (mechanism of debt trap). Mekanisme inilah yang telah menyanggupkan lembaga-lembaga keuangan internasional, negara-negara industri di belahan bumi Utara dan perusahaan-perusahaan swasta transnasional (TNCs) untuk mendikte, mengontrol, menguasai dan mengeksploitasi sumber-sumber ekonomi dari negara-negara Dunia Ketiga dengan mengorbankan kepentingan hidup rakyat negara-negara Dunia Ketiga. Keputusan-keputusan mengenai ekonomi negaranegara Dunia Ketiga dibuat di Washington, DC, yaitu di kantor-kantor Bank Dunia, di kantor IMF, di Paris Club (kelompok negara-negara kreditor di belahan bumi Utara) atau di London Club (kelompok yang mewakili bank-bank besar dari negara-negara industri).
Berbeda dengan orang Samaria yang baik hati dalam Kitab Injil (bdk Luk 10:25-37), negaranegara industri yang meminjamkan uang mereka kepada negara-negara berkembang termasuk kepada Indonesia sejak pertengahan tahun 1960-an – sejak Sukarno digulingkan dari kekuasaan secara misterius pada tahun 1965) telah berlaku sebagai orang-orang Samaria yang jahat (bad Samaritans). Mereka meminjamkan uangnya kepada negara-negara miskin tidak dimotivasi oleh kemurahan hati. Sebaliknya mereka memberi uang pinjaman ini untuk mendapatkannya kembali (investasi) secara berlipatganda sambil menguasai sumber-sumber hidup negara-negara miskin. Menurut Eric Toussaint dan Damien Millet dalam buku di tangan Anda ini, usaha pemerdekaan diri negara-negara Dunia Ketiga dari belenggu neokolonialisme dalam bentuk regim ekonomi neoliberal alias ekonomi pasar bebas ini mesti dimulai dengan usaha penolakan pembayaran utang luar negeri yang tidak sah (odious debt) yang dipinjam pada tahun 1960-an dan 1970-an. Selain itu, negara-negara Dunia Ketiga mesti berani membangun negara mereka tanpa melalui pinjaman. Kalaupun harus dibutuhkan pinjaman baru, maka setiap pinjaman baru mesti dibuat setelah mendapat persetujuan yang luas dari rakyat melalui debat publik di parlement dan di media masa. Alasan sangat sederhana. Setiap pinjaman utang oleh pemerintah negara dibuat atas nama rakyat, digunakan untuk kepentingan rakyat dan akan dibayar kembali oleh negara dari pajak yang dikumpulkan dari rakyat. Kami berharap buku Eric Toussaint dan Damien Milet ini bisa mengobarkan api perjuangan bagi bangsa Indonesia untuk merebut kembali kedautatan ekonominya dari regim ekonomi neoliberal saat ini dan kembali membangun ekonomi bangsa secara arif, adil, jujur (transparent), demokratis, berkelanjutan (sustainable), ramah lingkungan (ecologically friendly) dan menghargai martabat kemanusiaan dari setiap warga Indonesia seperti yang dicita-citakan oleh falsafah Pancasila, UUD45 pasal 33 dan semboyan Bhineka Tunggal Ika.