Judul : Satu Abad Paroki Roh Kudus Nelle – Tetap Tegar di Tengah Badai (1921-2021)
Penulis : RP. Stef Buyung Florianus, O.Carm., dkk.
Ketebalan : 308 halaman
Ukuran : 170 x 240 mm
ISBN : 978-623-6724-23-1
Harga :
Buku ini telah ditulis di bawah judul: “Satu Abad Paroki Roh Kudus Nelle Tetap Tegar di Tengah Badai (1921-2021)”. Seabad sudah berlalu, namun paroki ini masih tetap eksis setelah melewati sekian banyak badai sepanjang perjalanannya. Di usianya yang sudah tidak muda lagi ini, Gereja ini coba menarik nafas dan berhenti sejenak untuk memaknai badai-badai historisnya, bersyukur, belajar dan menimba kekuatan baru. Badai selain menakutkan tetapi juga membuat mereka yang keluar darinya menjadi semakin tegar, percaya diri dan menjadi lebih dewasa. Pasti ada badai-badai lainnya yang sudah menanti di depan, namun bersama Roh Kudus dalam persatuan erat dengan Allah Bapa dan Allah Putera, Gereja Nelle yakin akan tetap tegar juga di masa depan. Keyakinan ini dibangun bukan mengandalkan kekuatannya sendiri melainkan kekuatan Ilahi yang turut bekerja aktif di dalamnya.
Untuk membedah tema di atas, buku ini telah dibagi ke dalam tiga bagian besar yaitu 1) Ziarah Umat Paroki Roh Kudus Nelle dalam Lintasan Sejarah; 2) Pesan dan Kesan Biarawan-biarawati Asal Paroki Roh Kudus Nelle; 3) Mengenal Lebih Jauh Para Imam Yang Ditahbiskan di Paroki Roh Kudus Nelle. Buku ini diakhiri dengan bagian “Album Kenangan” yang diyakini akan berkisah lebih jauh lagi tentang perjalanan sejarah paroki ini. Foto-foto ini akan berkisah juga tentang hal-hal yang tidak sempat direkam dalam artikel-artikel yang telah ditulis. Foto yang baik tentu saja akan menyampaikan banyak hal kepada orang yang menikmatinya.
RP. Stef. Buyung Florianus, O.Carm lewat artikelnya berusaha membantu kita untuk menyadari kembali asal-usul kekristenan di wilayah ini. Dia mulai dengan kisah tentang benih awal iman kekristenan disemai di wilayah Nusa Tenggara diakhiri dengan situasi perkembangan itu di masa sekarang. Dr. Antonio Camnahas lewat artikelnya telah menunjukkan berkat Tuhan bagi bumi Nusa Tenggara lewat kerja keras para pendahulu, juga lewat tangan-tangan tak terlihat lainnya oleh mata yang telah membantu perkembangan iman Kristen di wilayah ini, khususnya pada masa awal karya para misionaris SVD. Vitalis Badar, S.H., telah berusaha untuk menghadirkan kembali kisah awal tentang Paroki Roh Kudus Nelle, para pastor yang telah berkarya di sini, juga “tapak-tapak kaki” dan karya-karya mereka yang tetap dikenang umat sampai sekarang. Penulis yang sama juga, karena latar belakang studinya di bidang hukum, telah menurunkan satu artikel lain berkaitan dengan status hukum tanah-tanah yang menjadi hak milik paroki ini sejak awal. Selanjutnya, kisah tentang peristiwa kebakaran gedung gereja dan pastoran Nelle di tahun 1940 kami parafrasekan ulang dari tulisan di buletin Ende Post edisi Maret 1941. Terima kasih untuk bantuan Sr. Edfreda Theot, SSpS yang telah rela menerjemahkan tulisan ini dari Bahasa Belanda ke dalam Bahasa Indonesia. Dengan tulisannya mengenai perkembangan umat Paroki Nelle dari masa ke masa, RD. Albinus Rupa telah menolong kita untuk melihat perkembangan karya Roh Kudus di paroki ini. Karya ilahi itu tampak dalam perkembangan umat, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Tulisan Maria Paulina Yunia, M.Pd. yang berjudul “Gong Paroki Nelle” telah menunjukkan salah satu ikon penting dari peninggalan yang menjadi kebanggaan seluruh umat Paroki Roh Kudus Nelle yaitu lonceng gereja dengan bunyi yang menggetarkan hati bagi siapa saja yang sempat mendengar dentangannya. Diceritakan bahwa bunyi lonceng kembar tiga ini bisa terdengar dari kejauhan. Andreas M. Mbete, S.Pd. kembali mengingatkan kita mengenai bangunan Gereja permanen pertama milik Paroki Roh Kudus Nelle yang keindahannya tetap terkenang di kalbu umat. Gereja ini hancur dalam bencana gempa bumi tahun 1992. Dalam perjalanan sejarah 100 tahun lamanya, umat paroki Nelle telah membangun 5 gedung gereja satu sesudah yang lain.
Dra. Praxedis Sadipun tidak mau agar nama harum “Wisma Nazareth Nelle” yang sudah sekian lama berjasa bagi banyak pihak diabaikan kisahnya. Penulis yang sama juga telah membahas mengenai “Situs Betlehem” yang juga menjadi salah satu kebanggaan lainnya dari umat Nelle. Maria Sperata, S.Pd.,Gr. menemukan bahwa peran organisasi rohani di paroki ini telah banyak menyumbang untuk menjaga api iman dan menjaga kehidupan Gereja tetap berjalan pada nafasnya yang utama yaitu doa dan kesaksian hidup. Elisabet Luju, S.H., M.M. menegaskan pentingnya sekolah formal bagi kemajuan umat tetapi juga bagi perkembangan iman umat. Dia juga membahas satu dua aspek budaya yang menandai ciri khas dari umat di paroki ini. Akhirnya seluruh artikel di buku ini diakhiri dengan satu artikel yang menarik dari Marius Masri Sadipun, S.E., M.Si., tentang pentingnya pembaharuan diri Gereja sesuai dengan perkembangan zaman. Marius berusaha menunjukkan ciri khas dari generasi milenial yang dikenal juga dengan generasi Z yang perlu juga dirangkul oleh Gereja.