Harga:
Penulis : Jose Cristo Rey Gracia Paredes
Penerjemah : Philip Ola Daen, Pr
(Diterjemahkan & diterbitkan dalam edisi bahasa Indonesia atas izinan ICLA Publications dan Claretian Publications- Quezon City, Philippines)
Cetakan 1, Februari 2016
Selibat (Keperawanan) Demi Kerajaan Allah
56 hlm, 120 x 190 mm
ISBN : 978-602-1161-19-7
Ketaatan Demi Kerajaan Allah
50 hlm, 120 x 190 mm
ISBN : 978-602-1161-20-3
Kemiskinan Demi Kerajaan Allah
78 hlm, 120 x 190 mm
ISBN : 978-602-1161-21-0
Berkat sakramen pembaptisan, kita semua menjadi warga umat Allah. Dan dari antara umat Allah ini, ada sekelompok orang yang dipanggil untuk menjadi religius dan klerikus. Mereka ini dipanggil untuk menjalani satu hidup yang khas sebagai pewarta Kerajaan Allah dengan mengikrarkan dan menghayati ketiga nasihat injili, yakni kemiskinan, ketaatan dan selibat-keperawanan-kemurnian. Inilah satu “…bentuk hidup yang tetap dengannya orang beriman, yang atas dorongan Roh Kudus mengikuti Kristus secara lebih dekat, dipersembahkan secara utuh kepada Allah yang paling dicintai agar mereka, demi kehormatan bagiNya dan juga demi pembangunan Gereja serta keselamatan dunia, dilengkapi dengan alasan baru dan khusus, mengejar kesempurnaan cintakasih dalam pelayanan Kerajaan Allah dan, sebagai tanda unggul dalam Gereja, mewartakan kemuliaan surgawi” (Kan.573 §1). Hidup sebagai religius dan klerikus bukan terisolasi dari dunia tetapi untuk berada di tengah dunia. Dunia menjadi medan pewartaan Kerajaan Allah. Namun untuk menjadi pewarta Kerajaan Allah di tengah dunia dewasa ini tidak semudah apa yang di bayangkan dan tidak segampang apa yang dipikirkan. Dalam mewartakan Kerajaan Allah, seorang religius atau klerikus harus menghadapi satu dunia modern dengan gerak perubahan yang sangat cepat dan tingkat perkembangan yang sangat luar biasa dalam pelbagai aspek kehidupan. Perubahan dan perkembangan ini membawa implikasi yang sangat kompleks bagi kehidupan dan peradaban manusia. Tentunya perubahan dan perkembangan ini membawa banyak impak positip yang membanggakan bagi kualitas kehidupan dan peradaban manusia, tetapi tidak bisa dinisbihkan juga bahwa perubahan dan perkembangan ini membawa serta impak negatip.
Perubahan dan perkembangan ini membawa serta satu gaya hidup di mana manusia terjebak dalam arus materialisme, hedonisme, konsumerisme, individualisme dan sekularisme. Jeratan gaya hidup seperti ini menjadi satu tantangan yang sangat berat bagi kaum religius dan klerikus dalam menghayati ketiga nasihat injili secara konsekuen, yakni menghidupi apa yang mereka pilih dan melakukan apa yang mereka ikrarkan.
Jebakan perubahan dan perkembangan dunia modern ini mengkerdilkan iman, melemahkan daya gugah dan daya juang, menyempitkan wawasan dan memiskinkan pengetahuan pada kebanyakan umat Allah dan secara khusus pada kaum religius dan klerikus. Hal ini mengakibatkan panggilan hidup religius dan klerikus sebagai satu pilihan hidup bebas untuk mengikrarkan dan menghayati ketiga nasihat injili: kemiskinan, ketaatan dan selibat-keperawanan-kemurnian semakin tidak terwujud dalam hidup mereka. Akhirnya hidup mereka bukan sebagai saksi dengan menjadi satu tanda hidup Kerajaan Allah yang menggugah dan menggugat dunia.
Karena itu, buku ini hadir untuk mempersembahkan ulasan teologis tentang kehidupan religius dan klerikus sebagai jawaban terhadap tantangan dan kebutuhan yang dirasakan dalam dunia modern ini sehingga terbangun satu wawasan yang komprehensif, pengetahuan yang kaya dan praktikum yang solid akan nasihat-nasihat injili dari kaum religius dan klerkus. Selain itu, kehdairan buku ini juga sebagai satu usaha konkrit yang bertujuan untuk mengklarifikasi identitas yang spesifik dan misi hidup religius dan klerikus dalam komunio Gereja yang organis. Namun kehadiran buku ini lebih mengkonsentrasikan cernaannya pada pendasaran biblis, teologis dan historis tentang ketiga nasihat injili: kemiskinan, ketaatan dan selibat-keperawanan-kemurnian.