Judul :Terus Berubah – Tetap Setia. Dasar, Pola, Konteks Misi
Pengarang : Stephen B. Bevans & Roger P. Schroeder
Penerbit : Penerbit Ledalero
Ukuran Buku : 16 cm X 23 cm
Ketebalan : 736 halaman
ISBN : 979-9447-100-0
Tahun Terbit : (2006) Cet. ke-2: Februari 2021
Sedikit sekali buku yang bersifat ‘monumental’. Tanpa ragu, ciri monumental harus diberikan pada magnum opus David Bosch, yaitu Transformasi Misi Kristen: Sejarah Teologi Misi yang Mengubah dan Berubah. Summa missiologica itu langsung menjadi acuan tanpa bandingan bagi setiap orang yang hendak menggumuli seluk-beluk teologi misi. Waktu itu Transformasi Misi menyajikan informasi terlengkap dan terpadu tentang sejarah pewartaan Injil sepanjang zaman dan di seluruh dunia. Transformasi Misi sangat meyakinkan dalam tiga hal ini: dasar biblis, uraian perkembangan misi sepanjang zaman, dan perumusan 13 elemen menuju pola misi baru. Walaupun Bosch menguraikan teologi misi pada masa lampau dengan gamblang, bagi dia masa sekarang dan masa depan tetap merupakan pertanyaan besar. David Bosch bermaksud menyusun jilid II untuk menawarkan pola teologi misi bagi awal abad ke-21. Akan tetapi secara amat tragis, beberapa bulan sesudah Transformasi Misi terbit, beliau meninggal dalam kecelakaan lalu lintas di Afrika Selatan (April 1992). Tragedi itu tidak hanya merebut nyawa David Bosch tetapi juga niatnya untuk menulis pelengkap bagi magnum opus-nya. Ketika Terus Berubah – Tetap Setia: Dasar, Pola, Konteks Misi terbit pada tahun 2004, karya Stephen Bevans dan Roger Schroeder ini langsung diakui sebagai jilid II summa missiologica yang tidak sempat ditulis Bosch.
Perspektif Baru Terus Berubah – Tetap Setia tidak hanya melengkapi karya Bosch, perspektifnya juga lain. Kalau Bosch memusatkan kajiannya pada perkembangan teologi misi di Eropa dan Amerika Utara, Bevans dan Schroeder – dengan pengalaman misi di Filipina dan Papua Nugini – menggali sumber-sumber secara seimbang dari Asia, Afrika, Amerika dan Eropa. Jika Bosch kurang memakai karya teologi kaum perempuan, Bevans dan Schroeder – dua lelaki yang hidup wadat – menitikberatkan sumbangan dari kaum perempuan serta minoritas-minoritas kreatif sepanjang zaman. Kalau bingkai teologis Bosch masih terbatas pada isi klasik, maka Bevans dan Schroeder telah memerluas kerangka misi dengan membahas masalah[1]masalah teologis-aktual seperti kekerasan dan rekonsiliasi, ekologi dan keadilan gender. Karya Bosch – anggota Dutch Reformed Church – menguraikan teologi misi Gereja-Gereja Katolik, Ortodoks dan Protestan secara ekumenis; karya Bevans dan Schroeder – kedua-duanya dari kalangan Katolik Roma – memerluas dimensi ekumenis dengan membahas juga teologi misi Gereja-Gereja Bebas di Afrika dan Gereja-Gereja Pantekosta. Jadi, kendatipun Terus Berubah – Tetap Setia bertumbuh dari pangkal Transformasi Misi karya ini sekaligus melampaui horizonnya. Dialog Profetis (bab 9-12) Proses penulisan karya Bevans dan Schroeder menelan waktu tidak kurang dari sembilan tahun. Isinya padat dan menyeluruh. Para pengarang menghasilkan sebuah buku teologi historis yang sekaligus adalah buku sejarah misi. Teologi historis/sejarah misi ini ditempatkan dalam konteks teologi, budaya dan sekular dari masing-masing tempat dan zaman. Ini adalah sebuah karya teologi yang disusun dengan ‘imajinasi misioner’ karena dari awal hingga akhir bukunya, Bevans dan Schroeder saling menjalinkan relasi antara misiologi, teologi sistematis dan teologi historis. Puncak karya ini – bagian III – memunculkan sebuah teologi misi ekumenis bagi awal abad ke-21, sebuah sintesis dari trend-trend utama sepanjang masa. Ilham Protestan dan Pantekosta, Katolik dan Ortodoks dipertemukan dalam pola yang mereka juluki ‘misi sebagai dialog profetis’.
Bingkai Biblis (bab 1) Dalam konteks misi yang terus berubah kita dipanggil untuk hidup tetap setia pada pribadi, karya dan warta Yesus Kristus. Tidak gampang menelusuri kompleksitas keterjalinan antara situasi yang berubah dan iman akan “Yesus Kristus yang tetap sama kemarin, hari ini dan selamanya” (Ibr 13:8). Untuk mengungkapkan iman biblis secara tepat dan sekaligus menempatkannya dalam konteks historis dan situasi sekarang, Bevans dan Schroeder mencari kerangka dasar dalam Kitab Suci yang mereka temukan dalam Kisah Para Rasul. Kemudian bingkai perkembangan misi yang ditemukan di dalam Kitab Suci itu turut menerangkan seluruh perkembangan teologi misi sepanjang sejarah Kristen. Perluasan horizon para rasul bukan terutama hasil rencana Rasul Petrus atau Paulus, bukan juga hasil keputusan sidang gerejani. Roh Kuduslah yang mengarahkan perkembangan misi sejak awal karena para rasul ‘dikejutkan’ oleh Roh (ilham) maupun dari perkembangan di luar (penganiayan). Proses serupa terlihat berulang kali dalam sejarah selanjutnya. Jadi, Kisah Para Rasul (bab 1) menjadi model dasariah untuk memahami perkembangan teologi misi sepanjang masa (bab 3-8).
Bingkai Teologis (bab 2) Apa yang membuat karya ini sungguh unik adalah pemakaian tiga tipe teologi untuk memerjelaskan peran teologi dalam misi Gereja. Tipe teologi A (Tertulianus) menekankan hukum/aturan agar pola hidup umat kristiani menyaksikan apa yang diimaninya (praktikal, moral). Tipe B (Origenes) menitikberatkan rumusan kebenaran agar rumusan iman tetap setia pada Injil (ortodoksi, doktrin). Tipe teologi C (Ireneus) terfokus pada sejarah, pada keterlibatan kita dalam sejarah keselamatan (praksis, pembebasan). Justo González menjelaskan penemuan tiga tipe ini dalam Kata Pengantarnya.
Sejarah Gereja Gaya Baru (bab 3-8) Riwayat perkembangan teologi sepanjang masa merupakan bagian terbesar dalam karya ini (bab 3 – 8). Sejarah diuraikan dari banyak perspektif yang berbeda-beda karena sejarah bukan sebuah cerita yang memunyai satu awal, setarik alur dan setitik akhir. Ada banyak titik awal, berbagai alur yang bertentangan dan sejumlah besar cerita yang amat berbeda. Sejarah teologi serta Gereja merupakan proses kompleks yang berkelanjutan, sebentar maju, sebentar lagi mundur. Bukan hanya para misionaris pendatang atau teolog terkemuka yang menciptakan sejarah; juga bangsa setempat yang menerima atau menolak warta injili seturut pemahaman mereka. Untuk memeroleh gambaran yang menyeluruh kita perlu mendengar suara dari berbagai pelaku sejarah, dari pelaku-pelaku yang pandangannya berbeda-beda malah yang bertentangan satu sama lain. Tidak kalah pentingnya ialah mendengarkan suara dari mereka yang jarang kita perhatikan: kaum kecil, kaum perempuan, penganut agama lain. Bukan Roma, bukan Geneva, bukan Washington, bukan London yang adalah pusat sejarah Gereja karena seluruh dunia adalah medannya.
Bagaimana Memakai Buku ini? Setiap pembaca dapat memakai summa missiologica Bevans dan Schroeder sesuai dengan kebutuhannya. Karena buku ini disusun secara logis mulai dengan dasar biblis dan teologis melalui sejarah 20 abad hingga teologi misi bagi masa sekarang, pembaca dapat membacanya secara sistematis dari awal hingga akhir. Pembaca juga dapat membaca buku ini secara selektif karena karya ini serba lengkap dan isinya padat. Pembaca dapat mengadakan capita selecta dengan mengambil pokok-pokok tertentu dari masing-masing bab, atau dengan hanya mengambil bab tertentu, misalnya, dari kisah biblis (bab 1), bagian sejarah (3-8) atau salah satu tema utama teologi misi abad ke-20 (bab 9, 10 atau 11). Karya ini sangat komprehensif, malah merupakan ensiklopedia bagi masing-masing bidang studi misi. Karena itu, buku ini dapat dipakai sebagai sumber acuan: pembaca dapat menemukan tema atau tokoh tertentu melalui judul bab atau indeks.