Pengarang : Paulina Nona
Ukuran Buku : 14 cm X 21 cm
Ketebalan Buku : 152 halaman
ISBN : Sedang diproses
Tahun Terbit : 2025
Harga : –
Buku ini merupakan suatu warisan budaya yang tidak ternilai harganya, dari suatu generasi pendahulu kepada generasi penerusnya. Pada umumnya budaya suatu masyarakat, berupa bahasa dan sistem nilai kearifan lokal, disampaikan secara lisan dari orang tua, kakek nenek, kepada anak cucu dalam keseharian hidup berkeluarga. Namun pada zaman ini, alat teknologi canggih, ponsel telah menyita waktu sebagian besar penduduk dunia untuk sibuk sendiri dalam dunia maya. Komunikasi antar generasi dalam keseharian hidup keluarga semakin kurang, bahkan tidak ada, karena semua sibuk dengan ponsel masing-masing. Ibu memasak sambil pegang ponsel, anak balitapun diberi ponsel main game agar tidak mengganggu orang tua. Di meja makanpun anggota keluarga makan sambil pegang ponsel. Akibatnya antara lain, sebagian besar generasi muda di Kabupaten Sikka, tidak tahu tentang sistem nilai kearifan lokal leluhurnya, bahkan tidak bisa menggunakan bahasa ibu (bahasa Krowe Sika) dengan baik. Bahasa dan sistem nilai kearifan lokal warisan leluhur semakin tidak dikenal dan terancam punah. Disamping kurang adanya komunikasi antar generasi, hal yang turut berpengaruh terhadap menurunnya jumlah penutur bahasa lokal dan lunturnya sistem nilai kearifan lokal ialah tidak atau belum vi adanya naskah tertulis yang resmi, berupa kamus bahasa atau semacam ensiklopedi tentang budaya dan bahasa masyarakat Suku Krowe Sika, Suku Lio, Suku Krowe Muhan dan Suku Palue, yang merupakan penduduk asli penghuni wilayah Kabupaten Sikka. Oleh karena itu, terbitnya buku ini ini, merupakan sumbangan yang sangat berharga dari para orang tua para lanjut usia, bagi keberlanjutan budaya dan bahasa warisan leluhur kita. Suatu masyarakat yang hidup tanpa memiliki atau melupakan budaya warisan leluhurnya, seolah pohon yang bertumbuh dan berkembang tanpa akar yang kokoh, sehingga terombang–ambing oleh arus budaya asing dan hidup serba instan. Sebagai Pimpinan Daerah Kabupaten Sikka, kami mengapresiasi dan memberi penghargaan yang tinggi kepada para lanjut usia, di Nian Sikka ini, khususnya kepada ibu Paulina Nona dan teman-teman yang telah berusaha untuk mengumpulkan materi, menyusun bahkan mengetik dan mengedit sendiri seluruh isi buku ini. Selanjutnya, berhubung di wilayah Kabupaten Sikka ini, berdomisili empat suku asli, dengan beragam warisan budayanya, maka kami masih mengharapkan kerelaan dan kesediaan ibu bapak sekalian untuk menghimpun dan menulis tentang budaya dan bahasa masyarakat ke tiga suku yang lain yaitu suku Lio, suku Krowe Muhan dan Suku Palue. Tanpa perhatian serta keterlibatan para orang tua, generasi pendahulu dalam upaya pelestarian budaya suatu masyarakat, maka budaya tersebut secara perlahan dan pasti akan cenderung punah.